Kembali lagi dengan saya ^^
Okay, sekarang kita akan membahas mengenai afektivitas...
Yang membedakan diri manusia dengan tumbuhan adalah afektivitas...
Afektivitas yang membuat manusia 'berada' di dunia, berpartisipasi dengan orang lain,.
Afektivitaslah yang mendorong orang untuk mencintai.
Kehidupan afektif memperlihatkan macam-macam cara yang berbeda menurut bagaimana subyek menguasai obyek. Keadaan afektif yang berbeda-beda ini disebut 'hasrat-hasrat jiwa' (Thomas Aquinas)
Afektivitas sering disamakan dengan kesanggupan merasa, padahal kehidupan afektif bukan hanya menyangkut hal tersebut saja, tetapi menyangkut hal spiritual juga.
Apa sih yang merupakan perbuatan afektif?
Perbuatan afektif sedikit memiliki kemiripan dengan 'perbuatan mengenal' karena dianggap perbuatan vital/imanen.
Akan tetapi afektif berbeda dengan 'perbuatan mengenal' karena perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan 'perbuatan mengenal' itu lebih membuka diri.
Akan tetapi afektif berbeda dengan 'perbuatan mengenal' karena perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan 'perbuatan mengenal' itu lebih membuka diri.
Catatan tentang cinta diri, sesama, dan Tuhan
Orang sering menganggap cinta diri sendiri adalah egoisme, maka hal itu tidak baik.
Padahal cinta diri sendiri dapat ditemukan pada orang - orang yang sanggup mencintai orang lain dengan sungguh - sungguh...
Maksudnya disini adalah jika kita mencintai seseorang yang kita cintai dengan sungguh - sungguh maka kita pun mencintai diri kita sendiri..
Lalu, pertanyaannya adalah jika kita mencintai Tuhan dengan seluruh jiwa/hati, tidakkah itu sama dengan mengasingkan dari diri sendiri?
Jawabannya : Tidak....
Tuhan itu transenden dan imanen
Transenden = jauh melampaui pikiran kita
Imanen = dekat dengan kita
St. Agustinus berkata bahwa Tuhan adalah pokok pangkal kepribadian kita masing - masing.
Sumber : Power Point Pertemuan VIII (Afektivitas) yang dibuat oleh Tim Dosen KBK Filsafat Universitas Tarumanagara
No comments:
Post a Comment