PAXIOO

PAXIOO
PAXIOO COMMUNITY

Tuesday, 23 September 2014

Pertemuan IV - Pengantar Logika, Logika Induktif dan Deduktif

Nahh, kita masuk pada materi "LOGIKA"

Apa sih itu logika?
Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logikos yang berarti sesuatu yang diutarakan lewat bahasa.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Zeno dari Citium.


Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, dan membahas aturan formal serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan untuk mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. 

Singkatnya logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus (tepat). Logika juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek. Inilah sebabnya logika disebut filsafat praktis.


Obyek logika dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Obyek MaterialLogika adalah manusia itu sendiri2. Obyek FormalLogika adalah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang tepat yang tampak melalui ungkapan pikiran melalui bahasa.

Nah, apa sih manfaat kita belajar logika?

1. Membantu setiap orang untuk mampu berpikir kritis, rasional, metodis.
2. Meningkatkan kemampuan bernalar
3. Mampu berdiri lebih tajam dan mandiri
4. Menambah kecerdasan berpikir, sehingga dapat menghindari kesesatan dan kekeliruan dalam menarik kesimpulan

Logika pertama kali digunakan oleh filsuf yang bernama Aristoteles. Istilah yang digunakan oleh Aristoteles adalah analitika, dia yang pertama sekali meneliti berbagai argumentasi.


Macam-macam Logika :


1. Logika kodrati

Suatu suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan
Contoh : Saat sedang kuliah, seorang mahasiswa mendapat SMS dari ibunya agar menjemput adiknya di sekolah pada pukul 1 siang. Mahasiswa tersebut tidak perlu bertanya mengapa ia harus menjemput adiknya, karena dia yakin bahwa itu perintah datri ibunya. Maka, setelah pukul 1 siang mahasiswa itu secara spontan akan melakukan sesuai dengan SMS dari ibunya.

2. Logika ilmiah

berusaha mempertajam akal budi manusia agar dapat bekerja lebih tepat, sehingga dapat menghindari kesesatan. 

-LOGIKA FORMAL-


Logika ini disebut juga logika minor.

Logika ini berbicara mengenai kebenaran bentukSebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran bentuk, bila konklusinya kita tarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya dengan mengabaikan isi yang terkandung dalam argumentasi tersebut.

Misalnya :

Semua pegawai negeri adalah penerima gaji
Semua pegawai swasta adalah penerima gaji
Jadi, pegawai negeri adalah pegawai swasta

Contoh diatas memperlihatkan susunan penalaran yang tidak tepat, dengan demikian penalaran tersebut tidak memiliki kebenaran bentuk.


Susunan penalaran yang tepat diketahui berdasarkan konklusinya yang ditarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya.

Misalnya :
Semua manusia memiliki kaki
Semua raja adalah manusia 
Jadi, semua raja memiliki kaki
Susunan penalaran diatas adalah tepat, sebab konklusinya diturunkan secara logis dari premisnya.

Pola penyusunan di atas sebagai berikut :

Semua M adalah P
Semua S adalah M
Jadi, semua S adalah P
Pola seperti inilah dikatakan pola yang sahih (valid)

-LOGIKA MATERIAL/ISI-


Logika material disebut juga dengan logika mayor.

Logika material membahas tentang kebenaran isi.
Sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran isi apabila pernyataan yang membentuk argumen sesuai kenyataan.

Misalnya :

Semua manusia memiliki kaki
Budi memiliki kaki
Jadi, Budi adalah manusia

Argumen di atas sesuai dengan kenyataan, dengan demikian argumen di atas mempunyai kebenaran isi. Jika dilihat dari teori logika formal, maka tidaklah sahih


Argumen ilmiah mementingkan struktur penalaran yang valid sekaligus isi dengan makna harus sesuai kenyataan. Dengan kata lain, kebenaran suatu argumen dari segi bentuk dan isi adalah prasyarat mutlak


Contoh :


- Kalau premis salah, maka kesimpulan dapat salah namun dapat juga benar.

contoh :
Semua binatang menyusui memiliki sayap
Burung binatang menyusui
Jadi, burung memiliki sayap

-Kalau kesimpulan benar, maka premis dapat benar namun dapat juga salah.

contoh :
Semua kucing binatang mamalia
Anjing adalah kucing
Jadi, anjing adalah manusia

Okay, materi untuk pengantar logika sampai disini...



-LOGIKA INDUKTIF dan DEDUKTIF-


Logika penalaran Induktif adalah Cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal/partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu. 


Ciri dasar dari induktif adalah selalu tidak lengkap.

Persamaan dari penalaran induktif dengan deduktif :

Argumen keduanya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan.

Perbedaannya penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benar tetapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar.

Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.
Maka argumen dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih/valid atau tidak sahih/invalid, tapi berdasarkan probabilitas.

Tiga ciri penalaran Induktif :
1. Premis penal induktif = proposisi empiris yang ditangkap indera
2. Kesimpulan dalam penalaran induktif lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam premis
3. Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya.

-Generalisasi Induktif-

Artinya : Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua.
Prinsipnya : Apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi.Ada tiga syarat membuat generalisasi, yakni :1. Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu2. Harus berlaku dimana saja3. Dapat dijadikan dasar pengandaian.



-Analogi Induktif-
Analogi induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain yang memiliki sifat esensial yang sama

Kesimpulan analogi induktif bersifat khusus

Contoh :
Mangga 1 : Manis , besar , matang , ternyata manis
Mangga 2 : Manis , besar , matang , ternyata manis
Mangga 3 : Manis , besar , matang , ternyata manis
Mangga 4 : Manis , besar , matang , Kesimpulannya adalah manis
Jadi, analogi induktif menarik suatu kesimpulan atas dasar persamaan.

-Deduktif-

Menyimpulkan dari hal 'umum' ke hal 'khusus'

Faktor Probabilitas


Kebenaran konklusi dalam logika induktif, baik dalam analogi maupun generalisasi bersifat tidak pasti, karena hanya bersifat probabilitas.


Tinggi rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh :

1. Faktor fakta
Makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi dan sebaliknya


2. Faktor analogi
Semakin besar jumlah faktor analogi dalam premis, makin rendah probabilitas konklusinya dan sebaliknya
3. Faktor disanologi
Makin besar faktor disanalogi dalam premis, makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya
4. Faktor luas konklusi
Semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya.


Kesesatan penalaran induktif :

1. Tergesa-gesa : cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta.
2. Faktor ceroboh : cepat menarik kesimpulan tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. 
Misal : Semua wanita Jawa itu lembut
3. Prasangka : memberi penilaian tanpa melihat fakta lainnnya

Untuk menghindari kesesatan maka harus membangun sikap kritis, terbuka pada koreksi dan kritik dari orang lain.


Manfaat belajar penalaran induksi :

memerikan pembenaran atas kecenderungan manusia yang bersandar pada kebiasaan.

"Janganlah menarik kesimpulan induktif dengan data yang masih minim, tergesa-gesa, ceroboh, dan hanya di landasi prasangka"


Okay, materi mengenai logika dengan topik yang berbeda akan dilanjutkan di post berikutnya..


Sumber

- Power Point Pertemuan IV (Pengantar Logika, Logika Induktif dan Deduktif ) yang dibuat oleh Tim Dosen KBK Filsafat Universitas Tarumanagara
- Alex Lanur OFM , Logika : Selayang Pandang, Yogyakarta : Kanisius


2 comments: